Indra Sjafri: Berdakwah Lewat Sepakbola

DL/29072019/Bandarlampung

---- Nama Indra Sjafri di belantara sepakbola Indonesia kini sudah tidak asing lagi, menyusul gubahan orchestra sepakbola U-19 pada piala AFF 2013.

Dari tim ini muncul nama-nama elit sepakbola muda, seperti Evan Dimas Darmono, Zulfiandi, Ilhamudin Armain, Paolo Sitanggang, Maldini Pali dan lain-lain.

Indra Sjafri sendiri muncul tak heboh pada awalnya. Pasukan yang dibesutnya tampil berbeda dengan kebiasaan tim nasional kala itu, dengan ciri khas aliran bola bawah pendek dan cepat.

Indonesia seolah lahir dengan gaya sepakbola baru, yang bermain agresif dan ofensif, terbuka namun cukup rapat. Sebelumnya tidak demikian.

Yang paling mencolok kebiasaan untuk selalu bersujud tatkala usai mencetak gol. Ini sebuah kebiasaan yang religius ditampilkan di lapangan dengan elegan, yang membuat rakyat Indonesia kembali terbakar semangat kebangsaannya.

Kini kembali dipercaya menangani tim nasional U-23 dengan target yang tidak main-main yakni medali emas SEA Games ke-30 di Philipina 2019.

Ini bukan target yang mudah bagi Indonesia, mengingat sudah sejak tahun 1980-an Indonesia puiasa gelar juara di cabang olahraga sepakbola SEA Games. “Sudah lama sekali kita tidak pernah meraih medali emas lagi,” kata Indra sjafri saat konferensi pers di Bukit Randu, beberapa waktu lalu.

Indra mengeaskan soal sepakbola yang dibangunnya di era sekarang ini, yang dianggap berbeda cara dan sentuhannya. “Sepakbola itu adalah komitmen. Bagi pemain harus bisa membedakan antara tim nasional dan klub. Ini yang harus tegas. Sepakbola di Tim Nasional tidak berfikir uang, artinya nilainya tidak sama dengan bermain di klub.” Tambahnya.

Bermain di klub standarnya adalah gaji. Dan kadang loyalitasnya terukur dengan berapa gaji yang diterimanya. “Namun di tim nasional jangan bicara duit. Saya sudah tegaskan pada pemain saya. Jangan mikir uang di tim nasional. Pikirkan bahwa kalian ada bangsa Indonesia yang harus berjuang untuk bangsa ini lewat sepakbola. Jadi harus serius, harus fokus.” Ujar pelatih asal Sumatera Barat ini.

Berdakwah Dengan Sepakbola

Memang perubahan pola asuh sang pelatih flamboyan tidak saja pada pola permainan anak-anak muda Indonesia ini, termasuk dari cara rekruitmen pemain yang dilakukan secara langsung dengan blusukan ke daerah-daerah.

Inilah yang akhirnya membedakan kualitas tim nasional dari pola pelatih sebelumnya. Dulu masih kental dikenal dengan pemain-pemain titipan atau sogokan untuk sekedar bisa masuk ke skuad tim nasional. Sekarang ini tidak akan terjadi.

“Saat ini fokus kami adalah mempersiapkan tim yang solid untuk target emas di SEA Games akhir tahun ini. Meskipun kerangka tim secara garis besar sudah ada ditangan pelatih, namun saya dan kawan kawan terus berburu beberapa pemain yang kami butuhkan untuk tim ini,” ungkap Indra.

Menjawab kenapa anak-anak selalu bersujud di lapangan usai mencetak goal. Indra punya alasan yang sangat realistis. “Sepakbola itu bisa dibangun dari karakter moral dan karakter mental. Kalau dua ini terbangun bagus maka Insha Allah out-putnya bagus juga untuk tim,” tambahnya.

Indra menambahkan pengalamannya main di Korea Selatan, yang sempat mendapat pujian luar biasa dari wasit dan pelatih-pelatih di sana.

Timnas Indonesia dinilai sangat santun dan religius. “Saya buktikan bahwa dengan sepakbola, martabat bangsa ini bisa dibawa dengan sangat indah. Betapa kami mendapat nilai berbeda dimata orang lain baik di dalam maupun di luar lapangan. Mungkin hanya pemain Indonesia yang mencium tangan wasit sebelum bermain. Dan ini menimbulkan simpati yang luar biasa,” ujarnya.

Maka inilah yang disebutnya sebagai berdakwah melalui sepakbola. “Dengan sepakbola, semua bisa dilakukan. Dengan sepakbola kita bisa mengajari orang lain melakukan sesuatu yang baik. Maka kami memilih pola ini untuk memperbaiki mentalitas dan karakter moralitas anak-anak muda Indonesia,” ungkap pria berkumis ini.

Selama diberikan kesempatan berlatih di Lampung, timnas akan melakukan hal-hal yang terbaik untuk memenuhi waktu training center itu.

“Semua yang dilakukan dilakukan di Lampung adalah bagian dari program. Game plan kami sudah disusun. Baik dalam pertandingan ujicoba maupun dalam latihan semua sudah disusun sedemikian rupa. Pemain yang bisa melakukan rangkaian game plan dengan baik, kemungkinan akan masuk dalam tim. Bagi yang tidak ya maaf,” katanya. (don)