DKM Asy-Asyuhada Dikukuhkan dan Dipesankan Bisa Sinergi Dengan Jama’ah

DL/Bandarlampung/Humaniora/11012025

---- Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Asy-Syuhada Sumberrejo Kemiling, Bandarlampung baru saja dikukuhkan untuk periode pengabdian 2024-2027, pada Sabtu 11 Januari 2025.

Kali ini ketua DKM dipercayakan kepada H. Irwan Mursalin selaku ketua dengan wakil ketua Suryadi dan Suroto Marwas, Sekretaris Surono dan Agus, serta bendahara Riko dan Muslim.

Pada prosesi pengukuhan tersebut dihadiri oleh Camat Kemiling Andi Darma Putra MIP, Kepala KUA Kemiling H. Purna Irawan, S.Ag, M.Ag, Lurah Sumberejo Bayu, Hadi Wijaya ketua Forum Komunikasi Takmir Masjid (FKTM) Kemiling bersama para pengurus dan anggota, serta jamaah setempat.

Gatot Susilo, selaku penasehat DKM Asy-Syuhada mengatakan bahwa dalam rangka pergantian kepengurusan masjid ini, langsung tancap gas dengan berbagai program yang sudah disusun sedemikian rupa dan memberdayakan sepenuhnya para pengurus yang membidangi program tersebut.

“Kami sudah memiliki program yang segera dilaksanakan dengan mengajak seluruh jamaah yang berada di sekitar masjid, yaa anak-anak yaa bapak dan ibu. Maka dari itu kami saat ini sudah mulai berbenah menyiapkan segala sesuatunya. Masjid ini megah dengan marmernya, nah kami akan segera mewujudkan makmurnya,” ungkap Gatot.

Dia mengatakan bahwa masjid ini harus menjadi tempat belajar agama yang sesuai dengan kemampuan yang ada sekarang dan terus dikembangkan.

“Kalau sementara ini sudah ada program Tafsir Al Qur’an, Tahfiz Al Qur’an, kajian yang sepekan cukup padat waktunya bahkan pengajian untuk ibu-ibu juga terus berlangsung setiap Rabu siang dan sebagainya. Intinya kami sepakat masjid ini harus makmur,” tambahnya.


Komunikasi Jamaah

Sementara dalam tausyiahnya Purna Irawan banyak memberikan masukan terkait bagaimana pengurus bersikap sebagai pengurus Masjid yang baik.

Dia menekankan bahwa sebaik dan secanggih apapun program, tetapi kalau tidak disertai komunikasi yang baik dan benar, maka akan sia-sia.

“Jadi pengurus yang harus direnungkan bahwa menjadi pengurus masjid ini tidak ada gaji. Yang menggaji Allah. Dan pertanggung jawabannya juga kepada Allah. Meskipun secara administrasi dipertanggungjawabkan kepada jamaah, tetapi esensinya adalah bertanggungjawab kepada Allah. Jadi kalau orang-orang yang tidak amanah pasti enggan melakukan ini,” ungkapnya.

Sesungguhnya, lanjutnya, orang yang memakmurkan masjid itu adalah orang yang beriman. Tugas pengurus masjid adalah sebagai pelayan umat dan jamaah. Untuk proses melayani masyarakat dalam rangka memakmurkan masjid itu memerlukan program yang komunikatif.

“Bangun komunikasi dengan baik. Sebaik apapun program jika tidak dikomunikasikan dengan baik, maka tidak akan nyambung. Satu lagi perlu komunikasi antara imam dan makmum dengan menyesuaikan panjang ayat yang dibaca dalam Salat. Jika imamnya egois dengan membaca surat-surat yang panjang-panjang, sementara jamaahnya banyak yang sudah berumur, maka bisa saja ini alasan untuk mereka enggan ke masjid lagi,” ujar Purna Irawan memberikan contoh.

Dia juga mengingatkan kepada pengurus, bahwa masjid ini milik bersama dan bukan milik pengurus. Maka harus berhati-hati. Pengurus juga jangan bersikap paling soleh atau paling benar. “Itu juga salah satunya faktor jamaah akan enggan ke masjid. Apalagi masjid ini di pinggir jalan yang layak menjadi masjid Musafir yang tentu memiliki perlakuan berbeda dengan masjid yang ada di dalam kompleks,” tambahnya.


Program Rumah Qur’an

Menurut Muhamad Randes Nugroho, koordinator bidang pendidikan program yang sudah dan segera disempurnakan di bidang ini adalah pendirian Rumah Qur’an Asy-Syuhada (RQA) yang sasarannya untuk anak-anak sekitar masjid dapat memanfaatkan program ini dengan baik.

“Selain itu beberapa kajian yang sudah berjalan selama ini adalah pendidikan secara kontinyu dalam bentuk kajian yang tematik seperti kajian Fiqih, Tafsir dan lain-lain termasuk yang tidak kalah pentingnya adalah kajian terkait Adab,” ungkapnya.

Sementara Rianto selaku koordinator Peribadatan menyampaikan berbagai program dengan memfasilitasi berlangsungnya Salat Fardhu agar berjalan dengan baik dengan imam-imam yang berilmu dan berkemampuan.

“Program ini terkait juga dengan program pendidikan yakni tatacara membaca Al Qur’an yang benar terutama untuk orang-orang dewasa. Membaca Al Qur’an adalah sebagian dari peribadatan umat Islam, maka ini menjadi perhatian kami agar jamaah pandai membaca kitab suci tersebut secara baik dan benar,” ungkapnya.

Yang masih dipersiapkan adalah infrastruktur untuk Rumah Qur’an tersebut, diharapkan akan segera rampung dan berjalan dengan baik dan bermanfaat untuk warga sekitar dan jamaahnya.

Dalam kesempatan itu Ustad Zahid yang juga pengurus di DKM tersebut mengingatkan bahwa untuk memakmurkan masjid perlu juga ditransformasikan ilmu.

“Jamaah juga sangat perlu diberikan ilmu misalnya melalui berbagai kajian tadi. Dengan ilmu bisa tahu sejauh mana kedekatan kita dengan Allah. Dengan ilmu bisa mengangkat derajat kita di hadapan Allah. Dan dengan ilmu maka masyarakat sekitar akan tumbuh rasa percaya diri untuk sama-sama memakmurkan masjid, karena sudah faham alasannya,” katanya.

Susunan Pengurus DKM Masjid Asy-Suhada periode 2024-2027:

Penasehat : Ribut, Nasiran, Tusiran dan Gatot Susilo.

Ketua H. Irwan Mursalin, Wakil ketua Slamet Riyadi dan Suroto Marwas, Sekretaris Surono dan Agus, Bendahara Riko dan Muslim.

Seksi Ibadah dan PHBI: Koordinator Irianto dengan anggota Ruskan Effendy, Budiarto, Suryadi dan Abdul Rohim.
Seksi Pembinaan Wanita dan anak-anak: Koordinator Ella Nurlaila, anggota Sri Pujiastuti, Tri Harini, Sumarni Sarup, Supriati Muslim dan Sumarli.

Seksi Pendidikan, Pemuda dan Perpustakaan: Koordinator M. Randes Nugroho, anggota Ustd Az Zahid MA, Soni Kurniawan.

Seksi Perlengkapan dan Humas: Koordinator Supriyadi dengan anggota Suparlan, Agus Apriyono, Widodo, Raya, Iwan dan Yanto. (don)