Fun Endurance Sebagai Cikal Bakal Iklim Industri Berkuda di Lampung

DL|Bandarlampung|Sport|16102024

---- Sport Tourism, adalah sebuah keniscayaan pada jaman global seperti ini, lantaran sebagai sebuah kegiatan olahraga tidak mungkin berdiri sendiri tanpa melibatkan bidang lain sebagai penopang atau malah menjadi menopangnya.

Olahraga Berkuda menjadi salah satu bidang yang bisa dikembangkan lebih lanjut dibidang sport tourisme selain menjadi sebuah kegiatan utama olahraga. Contohnya adalah satu disiplin berkuda yaitu Endurance atau ketahanan berkuda.

Persatuan Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) Lampung sebagai anggota baru KONI Provinsi Lampung memang harus hadir sebagai “barang baru” pada masyarakat olahraga Lampung sebagai organisasi olahraga Berkuda.

Menurut Romy Herwansyah, wakil ketua Pordasi Lampung, perkembangan olahraga berkuda di Lampung belakangan mulai menunjukkan peningkatan yang signifikan, tidak saja ramai oleh masyarakat lampung bahkan juga dari luar provinsi Lampung.

“Ini juga karena pengaruh media, dimana kami selalu memaksimalkan penggunaan media sosial serta dukungan insan media atau pewarta berita di Lampung sehingga setiap ada kegiatan berkuda bisa dilihat oleh masyarakat pecinta berkuda di Indonesia. Disisi lain raihan prestasi yang diraih atlet Endurance kita di PON XXI Aceh-Sumut yang lalu dengan predikat medali Perak, menjadi salah satu penambah legitimasi bahwa kuda kuda di Lampung memang memiliki kualitas yang sangat baik,” kata Romy kepada mediasenior.id Rabu, 16 Oktober 2024.

Dengan situasi dan kondisi ini, lanjut Romy, maka ada pemikiran untuk terus meningkatkan perkembangan olahraga ini bersama sama  dengan melibatkan para pemilik stable di Lampung salah satunya pembinaan dinomor disiplin endurance dengan mengadakan kegiatan bertajuk   Fun Endurance yang diawali di hari  Minggu, 13 Oktober 2024.

“Inisiasi ini disambut baik oleh seluruh komunitas berkuda, dimana kegiatan Ini diharapkan  memberikan semangat dalam kebersamaan dan menjadi ajang silaturahmi sesama pegiat olahraga berkuda. Giat tersebut diikuti 13 peserta dan lebih dari 20 insan komunitas berkuda  dari beberapa stable hadir berpartisipasi di Fun Endurance tersebut.” tambahnya.

Kegiatan ini juga bertujuan agar silaturahmi antar pemilik kuda senantiasa terjalin, dan semangat kemenangan pasca PON waktu lalu tetap terjaga serta melahirkan atlet-atlet berpartisipasi yang dapat mewakili Lampung pada PON XXII di NTB-NTT 2028.


Kiblat Endurance

Romy menegaskan bahwa memilih disiplin endurance sebagai satu kegiatannya memiliki alasan yang didukung fakta saat ini, lantaran provinsi Lampung sudah mulai dilirik serta menjadi kiblat olahraga berkuda khususnya Endurance.

“Belakangan sudah cukup banyak teman-teman dari luar Lampung yang menggunakan kesempatan untuk bisa menjajal alam Lampung dengan berkuda. Mereka menyewa kuda, menyewa perawat kuda, menyewa photographer, menyewa motor untuk rangkaian membuat konten berkuda endurance,” kata Romy.

Lampung, lanjut Romy, di beberapa nomor berkuda, secara teknis memang ketinggalan  banyak hal dari daerah lain yang lebih dahulu memiliki olahraga berkuda, khususnya untuk beberapa nomor seperti Dressage, Jumping dan Pacuan.

Sementara untuk disiplin Endurance, Lampung tidak tertinggal jauh dan masih bisa bersaing dengan provinsi lain, “Buktinya atlet lampung masih bisa mengimbangi daerah lain saat PON kemarin dan meraih medali perak. Capaian prestasi olahraga juga diharapkan adanya pencapaian yang lain,  Inilah alasan utamanya, berkuda bisa dikembang untuk kegiatan lain diluar prestasi, yakni Sport Tourism. Karena diakui, lahan PTPN VII sangat indah, adem dan memadai untuk wisata dengan naik kuda. Meskipun hanya melintas di perkebunan, namun suasananya diakui sangat menarik .” Kata Romy.


Mandiri

Romy mencontohkan daerah Trengganu, Malaysia, yang sudah lebih dahulu mengembangkan berkuda sebagai Sport Tourism, sehingga bisa memberikan nilai tambah terutama finansial, karena kegiatan itu mendatangkan turis dari manca negara yang gemar berkuda untuk berwisata olahraga di sana.

“Ada semacam role model, yakni Trengganu Malaysia, yang sudah mengembangkan ini sebagai industri yang sekarang sudah sangat baik hasilnya. Untuk itu kami mulai menyiapkan beberapa pendukung untuk meningkatkan Sport Tourism khususnya berkuda di Lampung sehingga program ini dapat hidup dan bermanfaat untuk masyarakat di daerah ini.” Ungkap manajer cabang berkuda di PON XXI itu.

Tentu, tambah Romy, Pordasi akan menggandeng berbagai pihak sebagai mitra kegiatan seperti Dinas Pariwisata Kabupaten Kota dan Provinsi Lampung, serta tidak ketinggalan PTPN VII Lampung serta sektor swasta.

“Ya kalau kita kerja sendiri pasti akan sulit. Tetapi kalau bersama-sama sesuai dengan tupoksinya, rasanya akan jauh lebih mudah dan cepat. Untuk itu, masih kami konsep beberapa kegiatan untuk mengawali langkah menjadikan iklim berkuda sebagai salah satu  sport tourism. Semoga gayung bersambut dengan pihak-pihak terkait.” Tambahnya.

Dalam waktu dekat salah satu kegiatan akan dicoba dilakukan di pinggir pantai, untuk menggelar event berkuda memanah dari disiplin Horseback Archery (HBA).

HBA juga sudah dilakukan eksibisi di PON XXI Aceh-Sumut yang lalu, sehingga segera dievaluasi oleh PB Pordasi untuk bisa dipertandingkan di PON XXII NTT-NTB 2028 nanti. “Horseback Archery ini juga menarik untuk dijadikan satu event dalam Sport Tourism. Ini sesuatu yang baru di Lampung, dan punya daya Tarik yang luar biasa di masyarakat,” tuturnya.

Jika olahraga berkuda bisa memberikan manfaat dan sukses mendulang banyak wisatawan, maka sebagai efek positifnya menghasilan kegiatan ekonomi bagi komunitas berkuda, dan ini akan berdampak kemandirian dan tidak semata-mata akan bergantung 100 persen kepada pemerintah dalam hal pengembangan olahraga berkuda

“Kami mengerti dengan anggaran terbatas, KONI sebagai perpanjangan tangan Pemprov Lampung tidak mungkin bisa mengcover seratus persen biaya pengembangan semua cabor. Utamanya olahraga berkuda yang dikenal berbiaya besar. Untuk itu kami harus memiliki terobosan untuk bisa mandiri,” ungkapnya.

Harapannya dengan menghidupkan potensi wisata berkuda yang sesungguhnya, maka keuntungan juga akan diperoleh masyarakat, yang nantinya bisa menyediakan kegiatan pendukun seperti kuliner bagi para rider yang datang kelampung, menyewakan motor, sepeda atau apa saja yang nantinya akan terkait dalam pengembangan bisnis ini. (don)