Umar: Silahkan Datang Ke Tubaba
DL/07102019/Tubaba
---- Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) adalah sebuah masa depan, bagi masyarakat setempat. Saat ini Tubaba sudah bukan lagi sekadar singkatan dari Tulang Bawang Barat. Ini adalah masa depan, sebuah rumah bagi semua, sebuah lahan subur bagi siapa pun untuk menyemaikan kembali kebajikan sosial dan merekatkan lagi relasi antar manusia.
Di sana setiap individu akan menemukan kembali kehangatan hubungan dengan orang lain, kemesraan hubungan dengan alam, dan juga menemukan kembali diri sejati.
“Di dunia, masa depan yang kami namai Tubaba itu, aspek material dan immaterial pembangun peradaban berada pada titik kesetimbangan. Di sana, alam dan akal budi manusia saling melengkapi dan menguatkan satu sama lain. Itulah titik kesetimbangan di mana pengetahuan dan kehendak manusia benar-benar dicurahkan untuk membangun kehidupan yang lebih baik—sebuah kehidupan yang ditandai oleh kehangatan dalam interaksi sosial dan sikap respek kepada alam dan kehidupan,” Demikian Umar Akhmad, Bupati Tulangbawang Barat saat memberi sambutan di ITERA, Sabtu 5 Oktober 2019.
Bupati Tulangbawang Barat Umar Ahmad, menghadiri undangan dari rektor institut Teknologi Sumatra (Itera), di Way Huwi Jati Agung Lampung Selatan.
Selain itu, lanjut Umar, masa depan yang mengejutkan bagi kami sendiri. Itu sebuah kehidupan bersama yang dibangun dengan standar tinggi, sebuah peradaban yang hanya bisa diwujudkan dengan sikap menghargai pengetahuan, cita rasa artistik, visi yang jauh ke depan, dan rasa hormat terhadap pihak lain dan semua elemen pembentuk kehidupan.
“Namun, urusan kami dengan satu kata “Tubaba” rupanya sudah kepalang tanggung. Kami sudah telanjur melangkah. Maka, sekalian saja kami putuskan bahwa hal pertama yang harus kami lakukan adalah menetapkan standar tinggi,” lanjut Umar.
Menurut Umar, setidaknya ada dua alasan yang menjadi dasar bagi pihaknya untuk memilih itu. Pertama, kita memang semestinya tidak lagi menolerir kehidupan dengan mutu seadanya.
Potensi dan bakat-bakat terbaik tidak akan tumbuh mewujudkan kemungkinan terbaik jika mereka ditangani dengan mutu seadanya. Kehidupan mengajarkan, Hanya semak belukar dan alang-alang yang akan tumbuh subur di lahan yang terbengkelai, bukan warna-warni bunga.
Kedua, kami tidak akan bisa sampai ke Tubaba jika kami sendiri menetapkan standar rendah atau menjalankan kehidupan dengan mutu seadanya. Tubaba, atau wilayah masa depan kami, menghendaki orang-orang yang “layak Tubaba” untuk menjadi warganya.
Karena itulah kami terus-menerus menanamkan kesadaran kepada diri sendiri bahwa apa yang kami lakukan hari ini tidak lain adalah langkah menuju Tubaba. Dan karena Tubaba adalah masa depan, maka kami menamai perjalanan ke arah sana sebagai pulang ke masa depan, sebuah perjalanan mudik ke kampung halaman yang kami rindukan.
“Jadi, kami sekarang sedang melatih diri sendiri agar kami bisa “memenuhi kualifikasi” sebagai warga Tubaba—agar kami cocok dengan ekosistem Tubaba.
Lalu Umar menjelaskan juga tentang makna “pulang ke masa depan”. Mungkin istilah itu terdengar tidak lazim, tetapi sesungguhnya bukan sesuatu yang ganjil.
Masa depan yang menawarkan solusi bagi kecerobohan di masa lalu. Segala tindakan, kebiasaan, dan cara berpikir di masa lalu telah membawa ke situasi hari ini.
Segala tindakan, kebiasaan, dan cara berpikir hari ini akan membawa ke masa depan. Jadi, masa depan adalah sebuah situasi yang cocok dengan perangai, mentalitas, dan kebiasaan hari ini.
“Dalam perjalanan menuju Tubaba itu, kami bersyukur bahwa teman kami bertambah banyak dari waktu ke waktu. Mereka antara lain para arsitek, perupa, penulis, pemusik, desainer, penata tari, pegiat teater, aktivis lingkungan, aktivis dan pemikir pendidikan, pemikir kebudayaan, ilmuwan, ahli pertanian, para ahli teknologi terapan, dan lain-lain." ungkapnya.
“Silakan datang ke tempat kami. Pintu kami selalu terbuka lebar bagi teman-teman di sini untuk berpartisipasi, melakukan uji lapangan dengan teknologi apa pun yang bisa dijalankan di wilayah kami atau sekadar bersilaturahmi dan bertukar pikiran.” Katanya. (Heri)
Comments